Daftar Isi

Pekerja Muslim Membangun Tempat Ibadah Orang Kafir

Berpartisipasi dalam pembangunan gedung ibadah selain ummat Islam adalah haram. Karena hal tersebut termasuk perbuatan tolong-menolong dalam kebatilan terbesar, yaitu kesyirikan dan kekafiran kepada Allah Ta’ala. Berikut fatwa ulama tentang masalah ini:      
س: المسلم الذي وظيفته بناء، هل يجوز له أن يبني كنيسة للكفار؟
ج: لا يحل لمسلم يؤمن بالله واليوم الآخر أن يبني كنيسة أو محلا للعبادة ليس مؤسسا على الإسلام الذي بعث الله به محمدا؛ لأن ذلك من أعظم الإعانة على الكفر، وإظهار شعائره، والله عز وجل يقول: { وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ } سورة المائدة الآية 2
Pertanyaan: Seorang muslim yang profesinya sebagai tukang bangunan, apakah boleh dia membangun gereja untuk (tempat ibadah) orang-orang kafir?
Jawab: Tidak halal bagi seorang muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir untuk membangun gereja atau tempat ibadah yang tidak berlandaskan Islam, agama yang dengannya Allah Ta’ala mengutus Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam. Karena hal tersebut termasuk sebesar-besarnya bentuk pertolongan kepada orang-orang kafir dan menampakkan syiar-syiar mereka. Sedang Allah Ta’ala berfirman:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Al-Maidah: 2)
(Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah, 14/482, no. 19893)
Sebelumnya, Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah juga telah berbicara tentang masalah tolong-menolong dalam membangun atau memakmurkan gereja, beliau berkata:
وَلَوْ أَوْصَى بِثُلُثِ مَالِهِ أو بِشَيْءٍ منه يَبْنِي بِهِ كَنِيسَةً لِصَلَاةِ النصراني ( ( ( النصارى ) ) ) أو يَسْتَأْجِرُ بِهِ خَدَمًا لِلْكَنِيسَةِ أو يَعْمُرُ بِهِ الْكَنِيسَةَ أو يَسْتَصْبِحُ بِهِ فيها أو يَشْتَرِي بِهِ أَرْضًا فَتَكُونُ صَدَقَةً على الْكَنِيسَةِ وَتَعْمُرُ بها أو ما في هذا الْمَعْنَى كانت الْوَصِيَّةُ بَاطِلَةً
“Andaikan seorang mewasiatkan sepertiga hartanya atau sedikit dari hartanya untuk digunakan membangun gereja sebagai tempat ibadah orang-orang nasrani, atau hartanya itu digunakan untuk menyewa pelayan gereja, atau memakmurkannya, atau digunakan untuk penerangan ruangannya, atau untuk dibelikan tanah sebagai wakaf bagi gereja dan mengembangkannya, atau yang semakna dengan ini semua, maka wasiat tersebut batil.”
Beliau rahimahullah juga berkata:
وَأَكْرَهُ لِلْمُسْلِمِ أَنْ يَعْمَلَ بِنَاءً أو نِجَارَةً أو غَيْرَهُ في كَنَائِسِهِمْ التي لِصَلَوَاتِهِمْ
“Dan aku benci apabila seorang muslim bekerja sebagai pembangun gereja, atau tukang kayunya, atau pekerjaan selain itu di gereja-gereja tempat ibadah mereka (orang-orang kafir).” (Lihat Al-Umm, 4/213) . Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
وأما مذهب أحمد في الإجارة لعمل ناووس ونحوه فقال الآمدي لا يجوز
“Adapun madzhab Al-Imam Ahmad dalam masalah ijarah (sewa jasa) untuk bekerja (membangun) nawus (tempat ibadah majusi) dan sejenisnya, maka berkata Al-Amidi, “Pekerjaan itu tidak boleh”.” (Lihat Iqtidho’ Shirotil Mustaqim, 1/244)
Wallahu A’lam.

0 comment:

Post a Comment


up